Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya

Healthy100 Views

Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya Jakarta – Rabies masih menjadi salah satu ancaman kesehatan yang perlu diwaspadai, terutama di daerah dengan populasi hewan liar yang tinggi. Banyak orang beranggapan bahwa demam adalah gejala utama rabies, padahal faktanya, rabies bisa muncul tanpa gejala demam sama sekali. Lalu, apa saja tanda rabies yang kerap terlewatkan? Bagaimana mekanisme infeksinya, dan apa yang harus dilakukan jika terkena gigitan hewan yang dicurigai rabies? Simak penjelasan lengkap berikut ini.

Rabies, Penyakit Mematikan yang Sering Diremehkan

Apa Itu Rabies?

Rabies adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus rabies (Lyssavirus) dan menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini hampir selalu berakibat fatal apabila sudah menimbulkan gejala klinis dan tidak segera diobati. Rabies ditularkan ke manusia melalui air liur hewan yang terinfeksi, biasanya lewat gigitan, cakaran, atau jilatan pada luka terbuka.

Penyebaran Rabies di Indonesia

Menurut Kementerian Kesehatan RI, rabies masih endemis di beberapa wilayah Indonesia, khususnya di Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan sebagian Sumatra. Kasus gigitan hewan penular rabies (anjing, kucing, kera) masih sering terjadi tiap tahun, dengan tingkat kematian yang tinggi jika korban tidak segera mendapatkan penanganan.

Gejala Rabies Tidak Selalu Ditandai Demam

Mitos Demam sebagai Gejala Utama Rabies

Banyak masyarakat mengira bahwa demam adalah tanda pasti rabies. Padahal, menurut para dokter, demam tidak selalu muncul sebagai gejala awal rabies. Beberapa pasien bahkan tidak pernah mengalami demam sama sekali sebelum gejala saraf yang lebih berat muncul.

Gejala Awal Rabies yang Sering Terlewat

Beberapa gejala awal rabies yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Rasa kesemutan, gatal, atau nyeri pada area bekas gigitan (parestesia) yang biasanya muncul beberapa hari atau minggu setelah gigitan.
  • Nyeri kepala ringan, lemas, atau tidak enak badan seperti flu ringan.
  • Perubahan suasana hati, mudah gelisah, atau gangguan tidur.
  • Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, atau tidak nafsu makan.

Gejala ini bisa muncul tanpa adanya demam, sehingga banyak orang tidak menyadari bahayanya.

Gejala Lanjut Rabies pada Sistem Saraf

Tanda Khas yang Perlu Diwaspadai

Setelah virus rabies menyebar ke sistem saraf pusat, penderita bisa mengalami:

  • Hidrofobia (takut minum air, karena otot tenggorokan kejang saat mencoba menelan).
  • Aerofobia (takut udara atau angin yang menyentuh kulit).
  • Kejang otot, kekakuan, dan kelumpuhan.
  • Perilaku agresif, halusinasi, dan perubahan mental.
  • Hipersalivasi (produksi air liur berlebihan, tampak “ngiler”).

Perjalanan Penyakit yang Cepat dan Fatal

Setelah gejala saraf muncul, rabies biasanya berkembang sangat cepat menjadi koma dan kematian dalam hitungan hari. Itulah sebabnya rabies disebut penyakit yang “nyaris tidak bisa disembuhkan” jika sudah ada gejala klinis.

Kenapa Gejala Rabies Bisa Tanpa Demam?

Mekanisme Infeksi Virus Rabies

Setelah masuk melalui gigitan, virus rabies tidak langsung menyebar lewat darah, melainkan bergerak perlahan mengikuti serabut saraf ke otak dan sumsum tulang belakang. Proses ini bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan (masa inkubasi rata-rata 1–3 bulan).

Respon Tubuh yang Berbeda

Tidak seperti infeksi bakteri atau virus lain yang langsung memicu demam, virus rabies sering kali tidak menimbulkan respons peradangan sistemik yang kuat. Sistem imun tubuh terlambat mengenali infeksi, sehingga demam sebagai alarm utama infeksi bisa tidak muncul sama sekali.

Fakta Medis Lain seputar Rabies

Tidak Semua Gigitan Menyebabkan Rabies

Risiko tertular tergantung pada lokasi dan kedalaman gigitan, serta status vaksinasi hewan penular. Namun, setiap gigitan atau cakaran hewan liar harus tetap dianggap berisiko hingga terbukti tidak.

Rabies Bisa Dicegah 100% dengan Penanganan Tepat

  • Cuci luka gigitan segera dengan sabun dan air mengalir minimal 15 menit.
  • Segera ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR), dan jika perlu serum anti rabies (SAR).
  • Vaksinasi pada hewan peliharaan adalah upaya utama pencegahan rabies pada manusia.

Kapan Harus Waspada dan Segera Ke Dokter?

Kondisi yang Wajib Diwaspadai

  • Digigit atau dicakar hewan liar, terutama anjing dan kucing yang tidak diketahui status vaksinasinya.
  • Luka pada area kepala, leher, dan tangan lebih berisiko karena lebih dekat dengan sistem saraf pusat.
  • Ada tanda-tanda awal rabies walau tanpa demam, seperti kesemutan atau nyeri di bekas luka.

Pentingnya Edukasi Masyarakat

Edukasi soal rabies yang gejalanya sering tanpa demam harus diperkuat. Jangan menunggu demam atau gejala berat, karena jika sudah muncul gejala saraf, peluang sembuh sangat kecil.

Jangan Anggap Remeh, Rabies Tak Selalu Ditandai Demam

Rabies adalah penyakit infeksi saraf yang sangat berbahaya dan sering datang tanpa gejala demam. Gejala awal seperti kesemutan, nyeri, atau perubahan perilaku pada korban gigitan hewan harus segera dicurigai sebagai rabies dan langsung ditangani medis. Dengan penanganan cepat dan tepat, rabies sebenarnya bisa dicegah 100%. Jangan pernah menunda penanganan karena menunggu demam atau gejala berat lainnya—kenali fakta medisnya dan lindungi diri serta keluarga dari bahaya rabies.