Tegur Parkir Sembarangan, Tiga Warga Dikeroyok di Depok: Depok, 1 Juni 2025 — Suasana malam di Jalan Tole Iskandar, Kecamatan Cilodong, Depok, mendadak mencekam pada Sabtu (31/5/2025). Tiga warga sipil menjadi korban pengeroyokan brutal setelah menegur pengendara motor yang memarkir kendaraannya secara sembarangan. Insiden ini menyita perhatian publik lantaran diduga melibatkan oknum anggota TNI.
Detik-detik Insiden Terjadi Parkir Sembarangan
Bermula dari Niat Baik Menegur
Peristiwa bermula saat Margo Ade Mulyanto, Januar Dwi Putra, dan Sandi Lesmana melihat seorang pengendara memarkir sepeda motornya di lokasi yang mengganggu akses pengunjung swalayan. Mereka lalu menegur secara sopan agar kendaraan dipindahkan ke tempat parkir yang semestinya. Namun, respons dari pengendara justru berujung pada kekerasan.
“Korban hanya menegur karena pelaku parkir sembarangan. Tapi yang terjadi malah kekerasan. Pelaku merasa tersinggung, lalu memukul,” kata Army Mulyanto, kuasa hukum korban.
Pengeroyokan oleh Kelompok Diduga Oknum Militer
Tidak berhenti di situ, sekitar 30 menit setelah kejadian awal, muncul sekitar sepuluh orang lain yang diduga berasal dari satuan militer di wilayah KOSTRAD Cilodong. Mereka datang dan secara tiba-tiba menyerang ketiga korban.
“Beberapa dari mereka mengenakan atribut militer dan langsung menyerang korban dan dua rekannya,” jelas Army.
Penanganan Hukum: Polisi Diminta Bertindak Tegas
Laporan Resmi Telah Diajukan
Ketiga korban telah mengajukan laporan resmi ke Polres Metro Depok. Hingga saat ini, polisi masih melakukan pendalaman kasus, termasuk identifikasi pelaku dan keterlibatan pihak militer.
Dorongan Transparansi dan Kepastian Hukum
Sejumlah pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat dan pengamat hukum, mendesak agar penanganan kasus ini dilakukan secara transparan tanpa ada perlindungan terhadap pelaku hanya karena status institusionalnya.
Suara dari Masyarakat dan Aktivis Parkir Sembarangan
Gelombang Kecaman di Media Sosial
Insiden ini langsung viral di media sosial. Warganet mengecam aksi kekerasan yang dianggap mencederai rasa keadilan dan keamanan publik. Tagar #KeadilanUntukWargaDepok sempat menjadi trending.
Kritik dari Lembaga HAM
Aktivis HAM mengecam keras dugaan keterlibatan aparat militer dalam insiden ini. Mereka menyatakan bahwa tindakan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan dalam negara hukum.
“Siapa pun pelakunya, hukum harus ditegakkan. Militer bukan di atas hukum,” tegas Indra Fauzan, Direktur Eksekutif Institute for Civic Integrity.
Apa yang Bisa Dipetik dari Kejadian Parkir Sembarangan Ini?
Pentingnya Edukasi Publik tentang Etika Sosial
Insiden ini memperlihatkan bagaimana persoalan kecil seperti parkir bisa berujung fatal jika tak dibarengi dengan kesadaran sosial dan kontrol emosi. Edukasi masyarakat terhadap pentingnya saling menghargai di ruang publik sangat dibutuhkan.
Evaluasi dan Pengawasan Terhadap Aparat
Perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap perilaku aparat di lapangan. Pengawasan internal dari institusi militer dan kepolisian menjadi krusial agar kasus semacam ini tidak kembali terjadi dan mencoreng nama baik institusi.
Hukum Harus Berdiri Tegak Parkir Sembarangan
Pengeroyokan terhadap warga sipil akibat teguran parkir sembarangan menjadi cermin buruk bagi supremasi hukum di Indonesia. Saat masyarakat kehilangan rasa aman hanya karena mengingatkan kebaikan, maka keadilan harus segera ditegakkan.
Semua pihak kini menantikan langkah tegas dari kepolisian dan institusi militer dalam menyelesaikan kasus ini secara profesional, adil, dan terbuka. Proses hukum yang berani akan menjadi penegasan bahwa Indonesia adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan.